Wisata ke Vihara Thay Hin Bio, karena Lampung Enggak Melulu Soal Pantai

Hari ini, ketika gue nulis tentang wisata ke Vihara Thay Hin Bio mengingatkan gue sama Bang Feri, guide yang mendampingi kami ketika jalan-jalan ke Teluk Kiluan Lampung.

Kebetulan gue banyak ngobrol sama doi jadi gue dapet banyak info tentang Lampung.

Lampung itu keren!

Kota itu punya banyak objek wisata yang bisa dikunjungi mulai dari pantai, laut, gunung, curug, danau, kebun binatang sampe mall. Semua ada!

Kaya misalnya Gunung Krakatau, siapa sih yang enggak kenal Gunung Krakatau?

Sebagian dari kita pasti udah pernah denger nama gunung itu. Gunung yang terdengar namanya karena kedasyatan letusannya di tahun 1883 mengakibatkan terjadinya mega-tsunami  dengan tinggi gelombangnya sampai 40 meter dan memakan 34.000 korban jiwa.

Setelah meletus, Krakatau merosot ke dalam laut lalu muncul pulau baru dan anak Krakatau.

Gunung Krakatau sendiri letaknya di Lampung Selatan dan kalau di Lampung Timur itu terkenal dengan Taman Nasional Way Kambas dan situs purbakala Pugung Raharjo.

Ada lagi Pantai Gigi Hiu tempat wisata di Lampung yang terkenal karena keindahnnya. Saking indahnya, pantai ini juga digunakan buat lokasi syutingnya film Trinity, The Nekad Traveler yang tayang di bioskop pertengahan Maret lalu.

Sayang banget gue dan temen-temen belum berkesempatan ke sana karena trek menuju Pantai Gigi Hiu itu extreme banget.

Jadi, kami explore Teluk Kiluan Lampung yang terkenal dengan dolphin dan danau laguna-nya. Soal Teluk Kiluan Lampung segera gue tulisin di kesempatan berikutnya ya.

Kali ini gue mau cerita tentang wisata ke Vihara Thay Hin Bio dulu.

Awalnya, gue enggak sengaja berkunjung ke vihara di Lampung ini. Kebetulan banget, kami mampir di Toko Aneka Sari Rasa buat beli oleh-oleh Lampung. Lokasi vihara tepat banget di seberang toko.

Alhasil, gue yang gak bisa diem ini setelah belanja langsung nyeberang ke Vihara Thay Hin Bio.

vihara Thay Hin Bio

Vihara Thay Hin Bio, Lampung

Gue nyeberang sama Jessica, cuma kayanya doi gak begitu tertarik jadi doi langsung balik ke mobil. Sementara gue, numpang letak oleh-oleh, ngobrol sama yang jaga terus foto-foto 😁

Sebelum gue masuk ke dalem vihara, gue agak ragu sih kira-kira boleh masuk atau enggak. Akhirnya gue izin ke pak penjaga dan katanya vihara ini masih aktif digunakan untuk beribadah dan terbuka untuk umum, gratis, gak pake tiket masuk.

Gue amazed banget sama vihara di Lampung yang satu ini karena ternyata usianya udah 167 tahun, lebih dari 1 abad!

Vihara Thay Hin Bio itu dibangun tahun 1850 oleh Po Heng. Dulunya sih bukan vihara namanya tapi Cettiya Avalokitesvara / Cettiya Kuan Im Thing, yang artinya tempat persinggahan Dewi Kwan Im. Saat dibangun dulu, Po Heng membawa patung Dewi Kwan Im terus patungnya diletak di dalam vihara.

Arti nama Vihara Thay Hin Bio sendiri adalah vihara yang besar dan jaya. Nama baru itu diberikan tahun 1967 setelah renovasi besar-besaran dilakukan dengan menggalang dana dari masyarakat dan umat vihara, untuk memperbaiki kerusakan vihara akibat Gunung Krakatau meletus.

Vihara Thay Hin Bio sendiri menjadi saksi meletusnya Gunung Krakatau di 27 Agustus 1883 lalu.

Letusannya dahsyat banget, kekuatannya lebih dari 10.000 kali lipat kekuatan bom di Hirosima dan Nagasaki, Jepang. Bahkan, The Guiness Book of Records mencatat bunyi ledakan Krakatau sebagai bunyi paling hebat yang terekam dalam sejarah.

Banyak bangunan runtuh dan korban jiwa berjatuhan 😭

Tetapi hal itu gak berlaku untuk Vihara Thay Hin Bio, vihara ini boleh rusak tapi bangunannya masih berdiri kokoh.

Setelah direnovasi, seorang Bhikkhu bernama Sek Te Thi kemudian datang dari China dan menetap di sana untuk mengajarkan Dharma Buddha serta membimbing upacara doa di vihara itu.

Vihara Thay Hin Bio

Vihara Thay Hin Bio nampak depan

Bangunan Vihara Thay Hin Bio menghadap ke arah barat, dan didominasi warna merah dan kuning.

Pada bagian depan, ketika masuk kita akan disambut oleh dua patung singa yang menjadi arti simbol kewibawaan. Dan atapnya dihiasi patung naga dan empat Dewa Caturmaharajika.

Sedangkan di halaman vihara, bagian sisi kiri dan kanan bangunan utama ada pagoda yang digunakan untuk membakar kertas.

Ketika gue masuk ke bagian utama vihara, ada dua pilar dari kayu jati yang dihias dengan lilitan naga yang disebut Chan Long Zhu. Dan di antara pilar ada ukiran timbul yang dilapisi kaca yang menceritakan kisah raja laut yang congkak.

Langit-langit Vihara Thay Hin Bio tinggi banget, jadi kesannya ruangan besar dan megah.

Pas masuk ke ruang utama, mata gue disuguhkan 12 deret pilar yang berhiaskan kalimat bijak.

Berdasarkan info yang gue dapet, ada tiga patung di altar utama mulai dari Patung Dewi Kwan Im (Avalokiteswara), Patung Satya Dharma (Kuan Tie Kong), dan Dewa Bumi (The Tie Kong).

Kalau di ruangan sebelah kiri ada altar senopati dan leluhur vihara dan di ruangan sebelah kanan ada patung Ma Cho Po atau Dewi Pelindung Samudera dan Anjing Langit (Tien Kou).

vihara Thay Hin Bio

Pagoda untuk membakar kertas

vihara Thay Hin Bio

Pilar kayu jati dengan lilitan naga

vihara Thay Hin Bio

Ukiran timbul di Vihara Thay Hin Bio

vihara Thay Hin Bio

Deretan pilar dengan hiasan kalimat bijak

Vihara Thay Hin Bio

Patung Dewi Kwan Im di altar utama

#Fakta Unik

Bangunan Vihara Thay Hin Bio menggunakan filosofi “Sopi-sopi” yang artinya vihara ini dibangun dengan arsitektur khas yang membuat tidak ada air yang menggenang di atap dan jika ada api tidak cepat merambat.

Kebetulan pas gue ke sana viharanya lagi sepi, kalau mau tau gimana kemeriahan vihara ini, Kalian bisa dateng pas tahun baru Imlek atau perayaan Cap Go Meh. Biasanya Warga Tionghoa di Lampung membagikan angpao kepada beberapa pengemis yang berkumpul di Vihara Thay Hin Bio. Para pengemis itu berjajar rapi di luar pintu masuk buat dapet angpao dari pengunjung.

Oh iya, letak vihara ini yang berdekatan dengan masjid lho, itu menunjukkan adanya toleransi umat beragama di Lampung.

Gue selalu ngerasa beruntung hidup di Indonesia, negara Bhinneka Tunggal Ika dengan segala keharmonisan umat beragama.

Eh, kita kan udah tau nih kalau vihara adalah ruang ibadah. Jadi pas berkunjung ke sana, kita harus menjaga sikap dan volume suara supaya enggak berisik dan ganggu yang lain ya! 😊

Vihara Thay Hin Bio

Bagian utama Vihara Thay Hin Bio

Vihara Thay Hin Bio

Interior desain Vihara Thay Hin Bio

Nah, itu cerita wisata ke vihara di Lampung dari gue.

Siapa sangka sih? Lampung yang penuh dengan pantai itu punya warisan budaya yang keren banget.

Ayo berkunjung ke Vihara Thay Hin Bio! Karena Lampung enggak melulu soal pantai.

Selamat jalan-jalan, jangan lupa cerita!

Info

Alamat: Jalan Ikan Kakap No. 35, Pesawahan, Teluk Betung Selatan, Pesawahan, Bandar Lampung, Kota Bandar Lampung, Lampung

Telepon: (0721) 482708

Jam buka: Setiap hari, pukul 06.30 – 17.00 WIB

13 thoughts on “Wisata ke Vihara Thay Hin Bio, karena Lampung Enggak Melulu Soal Pantai

  1. Viharanya masih bagus dan terawat yaa mbak…selalu suka dg suasana vihara dan aroma dupa 😀
    Ga ada yg lagi sembahyang tho mbak…?

    Like

    1. Iya mas Pai, bersih juga walau adanya di pinggir jalan.
      Sayang pas ke sana lagi gak ada yang sembahyang Mas, maklum waktu itu hari Minggu dan udah sore 🙂

      Like

  2. Keren ya, biarpun usianya sudah satu abad lebih tapi tetap terawat! Ditunggu cerita perjalanan selanjutnya, ya. 🙂

    Like

    1. Iya Mas, senang bisa menginjakan kaki di sana. Tempatnya menarik, bersih dan masih sangat terawat.
      Apa lagi posisinya strategis banget, rekomen banget buat saya (orang di luar Lampung) dan wisatawan lain yg berkunjung ke Lampung.
      Wajib mampir pokoknya 😀

      Liked by 1 person

Leave a comment